Dalam dunia teknologi modern yang bergerak cepat, profesi DevOps Engineer menjadi salah satu posisi yang paling dicari oleh perusahaan. DevOps kini bukan hanya sekadar tren, melainkan pendekatan penting dalam pengembangan perangkat lunak yang menggabungkan antara tim pengembang (development) dan tim operasional (operations).
Lalu, apa sebenarnya peran seorang DevOps Engineer, dan bagaimana cara menjadi profesional di bidang ini? Yuk, simak pembahasan lengkapnya berikut!
Apa Itu DevOps Engineer?
DevOps Engineer adalah seseorang yang memahami dengan baik seluruh siklus hidup pengembangan perangkat lunak (Software Development Life Cycle atau SDLC), mulai dari tahap perencanaan, pengembangan, pengujian, hingga deployment ke lingkungan produksi.
Tugas utama mereka adalah menjembatani komunikasi antara tim developer dan tim operasi. Tujuannya sederhana: memastikan agar proses pembuatan, pengujian, dan penerapan aplikasi berjalan lancar, cepat, dan efisien.
Menurut artikel di Dicoding AWS Blog, permintaan untuk profesi ini meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir, bahkan mencapai kenaikan 40–45% di berbagai industri teknologi. Hal ini membuktikan bahwa DevOps Engineer kini menjadi bagian krusial dalam tim IT modern.
Tugas dan Tanggung Jawab Seorang DevOps Engineer
Peran seorang DevOps Engineer tidak hanya fokus pada coding atau deployment. Mereka memiliki tanggung jawab yang cukup luas, antara lain:
-
Membuat dokumentasi teknis untuk sistem server dan fitur backend agar tim lain dapat memahami struktur dan cara kerja sistem.
-
Mengembangkan, menginstal, mengonfigurasi, dan memelihara solusi perangkat lunak maupun perangkat keras.
-
Berkoordinasi dengan tim developer dan operation, agar rencana pembaruan sistem dan implementasi teknologi baru berjalan lancar.
-
Mengotomatisasi proses deployment dan update sistem menggunakan berbagai tool konfigurasi.
-
Melakukan pemantauan (monitoring) dan perawatan rutin agar sistem produksi tetap stabil dan berkinerja optimal.
-
Menganalisis performa aplikasi serta mencari solusi untuk peningkatan efisiensi dan keamanan sistem.
Dari daftar di atas, terlihat bahwa DevOps Engineer adalah posisi yang membutuhkan kombinasi kemampuan teknis, analisis, dan komunikasi yang baik.
Tips Menjadi Seorang DevOps Engineer
Berikut beberapa tips penting yang dapat membantu kamu menjadi DevOps Engineer profesional seperti yang dijelaskan dalam artikel Dicoding:
1. Kuasai Satu atau Lebih Bahasa Pemrograman
Kemampuan coding adalah pondasi utama bagi seorang DevOps Engineer. Bahasa yang banyak digunakan di dunia DevOps antara lain Python, Ruby, Perl, JavaScript (Node.js), Java, dan C#.
Dengan memahami bahasa pemrograman, kamu bisa membaca log aplikasi, memperbaiki bug, membuat script otomatisasi, dan memahami cara kerja sistem dengan lebih dalam.
2. Pahami Sistem Kontrol Versi (Version Control System)
Setiap proyek perangkat lunak modern memerlukan sistem kontrol versi seperti Git.
DevOps Engineer harus mampu menggunakan Git untuk:
-
Mengelola kode dari banyak developer,
-
Melacak setiap perubahan,
-
Melakukan rollback jika ada kesalahan, dan
-
Mengatur kolaborasi antar tim.
Selain Git, kamu juga bisa belajar platform pendukung seperti GitHub, GitLab, atau Bitbucket.
3. Pelajari Sistem Operasi Linux
Sebagian besar server di dunia berjalan di atas Linux, jadi memahami sistem operasi ini menjadi keharusan.
Kuasai konsep dasar seperti:
-
Manajemen proses,
-
Input/output (I/O),
-
Thread dan concurrency,
-
Manajemen memori, serta
-
Perintah dasar terminal (CLI).
Linux juga menjadi fondasi bagi banyak teknologi lain di dunia DevOps, termasuk container dan cloud infrastructure.
4. Pahami Konfigurasi dan Deployment Aplikasi
DevOps identik dengan otomatisasi proses konfigurasi dan deployment aplikasi.
Kamu perlu mengenal berbagai Configuration Management Tools seperti:
-
Ansible,
-
Chef,
-
Puppet, dan
-
SaltStack.
Selain itu, pelajari juga teknologi container seperti Docker dan Kubernetes untuk mempermudah proses deployment aplikasi ke berbagai lingkungan.
5. Kenali Konsep Infrastructure as Code (IaC)
Infrastructure as Code (IaC) adalah pendekatan di mana infrastruktur dikelola melalui kode, bukan konfigurasi manual.
Dengan IaC, kamu bisa mendefinisikan server, jaringan, dan layanan cloud melalui file konfigurasi yang bisa di-versioning.
Beberapa tool populer untuk IaC antara lain:
-
Terraform,
-
AWS CloudFormation, dan
-
Pulumi.
Kelebihan IaC adalah efisiensi, konsistensi, dan kemudahan dalam melakukan scale up atau scale down infrastruktur.
6. Kuasai Konsep CI/CD (Continuous Integration & Continuous Delivery)
CI/CD adalah jantung dari budaya DevOps.
CI memastikan setiap perubahan kode yang dikirimkan developer bisa terintegrasi dan diuji secara otomatis, sedangkan CD memastikan aplikasi bisa di-deploy ke produksi dengan cepat dan tanpa gangguan.
Beberapa tool yang bisa kamu pelajari:
-
Jenkins,
-
GitLab CI/CD,
-
CircleCI,
-
Travis CI, dan
-
Azure DevOps.
Dengan CI/CD, kamu bisa mempersingkat waktu rilis dan meningkatkan kualitas produk secara signifikan.
7. Pahami Dasar Jaringan dan Keamanan
Sebagai DevOps Engineer, kamu akan sering berhadapan dengan server dan koneksi antar sistem.
Karena itu, penting untuk memahami konsep dasar jaringan seperti:
-
TCP/IP,
-
DNS,
-
Firewall, dan
-
Load Balancing.
Selain itu, jangan abaikan aspek keamanan. Terapkan prinsip secure by design di setiap tahap, mulai dari pengembangan, pengujian, hingga deployment.
Penutup
Menjadi seorang DevOps Engineer bukanlah hal yang instan. Dibutuhkan pemahaman mendalam tentang pengembangan perangkat lunak, sistem operasi, keamanan, serta kemampuan mengotomatisasi berbagai proses.
Namun, dengan terus belajar dan berlatih menggunakan berbagai tool DevOps, kamu bisa menjadi profesional yang sangat dibutuhkan di dunia industri teknologi.
Seperti yang disampaikan oleh Dicoding, kunci sukses menjadi DevOps Engineer adalah rasa ingin tahu yang tinggi, kemampuan beradaptasi, dan komitmen untuk terus belajar. Dunia DevOps selalu berkembang — dan mereka yang terus berkembang bersama teknologi inilah yang akan menjadi masa depan industri IT.
Jadi DevOps Engineer Andal dengan mengikuti course di ADINUSA!