Apa itu OpenStack
OpenStack adalah salah satu skill-set penting yang perlu dikuasai oleh sobat Engineer ketika Kamu ingin menjadi Engineer yang terbaik.
Pada postingan ini, ADINUSA bakal bantu kamu mempelajari bagaimana men-deploy menggunakan OpenStack dengan beberapa metode, yakni single-node, multi-node, dan high availability setups.
Tujuan Deployment
Deployment di dalam OpenStack memiliki beberapa tujuan utama.
Pertama
Memungkinkan pengguna untuk meluncurkan dan mengelola berbagai layanan dan aplikasi di lingkungan cloud secara efisien. Pengguna dapat melakukan penyebaran mesin virtual, kontainer, atau bahkan aplikasi serverless dengan cepat dan mudah menggunakan layanan seperti Nova (compute), Magnum (container orchestration), atau Zun (container as a service).
Kedua
Deployment memungkinkan skalabilitas dan elastisitas yang fleksibel, di mana pengguna dapat menambah atau mengurangi sumber daya sesuai kebutuhan, seperti menambahkan instans komputasi tambahan saat lalu lintas meningkat atau menghapus sumber daya yang tidak lagi diperlukan untuk menghemat biaya.
Ketiga
Deployment memungkinkan otomatisasi penuh melalui penggunaan skrip atau alat manajemen konfigurasi, mempercepat proses penyebaran dan meningkatkan konsistensi lingkungan.
Keseluruhan, deployment di dalam OpenStack membantu organisasi memanfaatkan infrastruktur cloud secara efisien, meningkatkan fleksibilitas operasional, dan mendukung pengembangan dan inovasi aplikasi yang cepat.
Single-Node Deployment:
Step 1. siapkan Environment:
Set up server (baik fisik maupun virtual) dengan resource (CPU, RAM, storage) yang memadai untuk menjalankan seluruh OpenStack services.
Step 2. Install OpenStack:
Install OpenStack di server yang sudah kamu sediakan.
Step 3. Konfigurasikan OpenStack Services:
Ikuti instruksi instalasi untuk mengkonfigurasi OpenStack services, termasuk KeyStone (identity service), Nova (compute service), Neutron (networking service), Glance (image service), and Cinder (block storage service) di server yang sudah kamu sediakan.
Step 4. Akses Dashboard OpenStack:
Selesai instalasi dan konfigurasi, akses dashboard OpenStack dengan membuka laman web dan navigasi ke [ http://<IP_address>/dashboard, where <IP_address> ] di mana **IP address ** adalah server yang tadi telah kamu buat.
Multi-Node Deployment:
Step 1. Persiapkan Environment:
Siapkan beberapa server fisik atau virtual dengan peran yang berbeda: controller node(s), compute node(s), and network node(s).
Step 2. Install OpenStack:
Install OpenStack pada setiap server dengan menyesuaikan peran/role-nya masing-masing:
- Controller Node(s): install dan konfigurasi services Keystone, Nova, Glance, Cinder, and Horizon.
- Compute Node(s): install dan konfigurasi Nova compute service untuk mengelola VM instances.
- Network Node(s): Install dan konfigurasi Neutron networking service untuk menyediakan network connectivity buat instances.
Step 3. Konfigurasi OpenStack Services:
Konfigurasikan service OpenStack agar semua role dapat berkomunikasi dan berkaitan antarnode yang berbeda-beda:
- Controller Node(s): Konfigurasikan service untuk dapat berjalin dengan compute dan network nodes.
- Compute Node(s): Konfigurasikan communication dengan controller node untuk manajemen dan orkestrasi.
- Network Node(s): Konfigurasikan networking services untuk menyediakan konektivitas antara instances dan external networks.
Step 4. Akses Dashboard OpenStack:
Setelah instalasi dan konfiguras selesai, akses dashboard OPenStack dari controller node dengan membuka laman web dan navigasi ke http://<IP_address>/dashboard.
High Availability (HA) Deployment:
Step 1. Siapkan Environment:
Set up beberapa server fisik maupun virtual dengan redundancy dan tingkat toleransi yang memiliki kapabilitas tinggi untuk high availability
Step 2. Install OpenStack:
Install OpenStack pada tiap server dengan konfigurasi high availability:
Gunakan spesialisasi deployment tools atau skrip yang mendukung konfigurasi High availability, seperti TripleO, Kolla-Ansible, or Charmed OpenStack. Kemudian, konfigurasikan services untuk redundancy, load balancing, and failover untuk memastikan keberlangsungan operasi jika terjadi kegagalan pada node.
Step 3. Konfigurasi OpenStack Services:
Konfigurasi OpenStack services dengan HA configurations:
Utilisasikan clustering serta load balancing teknologi untuk services seperti Keystone, Nova, Neutron, Glance, dan Cinder guna mendistribusikan workload dan memastikan service availability. Implementasikan juga database clustering solutions (e.g., Galera Cluster for MariaDB) untuk data redundancy dan fault tolerance.
Step 4. Akses Dashboard OpenStack:
Setelah deployment HA selesai, akses dashboard OpenStack dari node controller manapun dengan mengakses laman web dan navigasi ke http://<IP_address>/dashboard.
Seru bukan belajar OpenStack bersama ADINUSA?
Yuk pelajari selengkapnya dengan mengikuti kursus di ADINUSA!
Baca juga: Peran Vital Linux SysAdmin: Siapa yang Membutuhkannya?
Baca juga: Panduan langkah demi langkah untuk menginstal dan mengkonfigurasi OpenStack pada platform Ubuntu dan CentOS