
Di era modern saat ini, manajemen sistem dan deployment aplikasi secara manual sudah bukan lagi pilihan yang efisien. Dengan perkembangan infrastruktur IT, mulai dari server fisik hingga cloud, kebutuhan akan otomasi menjadi semakin mendesak. Nah, di sinilah Ansible hadir sebagai solusi yang praktis dan powerful.
Buat kamu yang masih baru di dunia DevOps atau sistem administrasi, jangan khawatir! Artikel ini akan membimbingmu secara step-by-step untuk menginstal dan mengkonfigurasi Ansible di Linux. Dijamin, setelah ini kamu bisa mulai mengotomasi berbagai task dan deployment aplikasi dengan mudah!
Apa Itu Ansible?
Ansible adalah tools otomasi open-source yang digunakan secara luas oleh administrator sistem, engineer DevOps, dan profesional IT lainnya. Beberapa fungsi utamanya meliputi:
-
Konfigurasi Management: Mengelola dan menyamakan konfigurasi di banyak server sekaligus.
-
Deployment Aplikasi: Menyebarkan aplikasi ke berbagai environment secara otomatis.
-
Otomasi Task: Menghilangkan pekerjaan berulang seperti update sistem, backup, restart service, dsb.
-
Orkestrasi IT Environment: Menyatukan berbagai komponen sistem menjadi workflow otomatis.
Kelebihan Ansible dibanding tools lainnya antara lain:
-
Tanpa agen (agentless): Kamu tidak perlu install software tambahan di mesin target.
-
Syntax yang sederhana: Menggunakan YAML, mudah dibaca dan dipahami.
-
Efisien & scalable: Cocok untuk mengelola satu hingga ribuan mesin.
-
Modular & fleksibel: Mendukung banyak modul untuk berbagai kebutuhan, termasuk cloud, jaringan, dan aplikasi.
Persiapan Sebelum Install
Sebelum masuk ke proses instalasi, pastikan kamu memiliki akses ke terminal Linux (seperti Ubuntu atau Debian) dan memiliki hak akses sebagai pengguna root atau bisa menjalankan sudo.
Koneksi internet juga diperlukan untuk mengunduh paket Ansible dari repository resmi.
Langkah 1: Update Sistem
Selalu mulai dengan memperbarui sistem kamu. Ini penting untuk memastikan bahwa semua dependensi dan package yang diperlukan berada dalam versi terbaru.
Buka terminal, lalu jalankan perintah berikut:
bash
[sudo apt update && sudo apt upgrade –y]
Perintah ini akan melakukan pembaruan daftar repository dan meng-upgrade seluruh sistem secara otomatis.
Langkah 2: Install Ansible
Setelah sistem diperbarui, kamu bisa langsung menginstal Ansible dengan satu perintah:
bash
[sudo apt install ansible –y]
Ansible akan diunduh dan dipasang secara otomatis dari repository resmi Ubuntu. Paket ini mencakup executable utama, konfigurasi default, dan modul-modul dasar yang siap digunakan.
Langkah 3: Verifikasi Instalasi
Untuk memastikan bahwa Ansible sudah terinstal dengan benar, kamu bisa mengecek versinya:
bash
[ansible --version]
Jika berhasil, kamu akan melihat informasi versi Ansible beserta direktori konfigurasi dan plugin yang digunakan. Ini menandakan bahwa instalasi telah sukses.
Langkah 4: Konfigurasi Inventory
Dalam Ansible, inventory adalah daftar host atau server yang akan kamu kelola. File default untuk inventory berada di:
bash
[/etc/ansible/hosts]
Edit file tersebut menggunakan text editor seperti vi atau nano:
bash
[sudo vi /etc/ansible/hosts]
Lalu tambahkan daftar host yang ingin kamu kelola. Misalnya, jika kamu memiliki dua webserver dengan IP 192.168.1.10 dan 192.168.1.11, maka struktur inventory-nya bisa seperti ini:
ini
[[webservers]
192.168.1.10
192.168.1.11]
Kamu juga bisa mengelompokkan host berdasarkan fungsi seperti [dbservers], [appservers], dan lainnya.
Langkah 5: Setup Akses SSH
Ansible menggunakan SSH untuk berkomunikasi dengan host remote. Untuk itu, kamu perlu memastikan bahwa kamu bisa login ke mesin target tanpa memasukkan password setiap kali.
Langkah-langkahnya:
-
Generate SSH key di mesin lokal (jika belum punya):
bash
[ssh-keygen]
Tekan Enter terus untuk menggunakan default path dan tanpa passphrase.
-
Salin kunci publik ke host remote:
bash
ssh-copy-id user@192.168.1.10
ssh-copy-id user@192.168.1.11
Gantilah user dengan nama user remote yang kamu gunakan.
Setelah proses ini, kamu bisa SSH ke server tanpa diminta password lagi. Ini sangat penting agar Ansible dapat menjalankan task secara otomatis.
Langkah 6: Uji Koneksi
Sekarang saatnya untuk memastikan bahwa semuanya sudah terhubung dengan baik. Gunakan modul ping dari Ansible untuk menguji koneksi ke semua host di inventory:
bash
[ansible all -m ping]
Jika semuanya dikonfigurasi dengan benar, kamu akan melihat output pong dari tiap host. Itu artinya Ansible berhasil berkomunikasi melalui SSH dan siap digunakan!
Bonus: Tips Otomasi Pertamamu!
Sekarang kamu sudah siap membuat playbook pertamamu. Misalnya, kamu ingin memastikan semua server memiliki paket nginx terinstal.
Buat file bernama nginx-setup.yml:
yaml
- hosts: webservers
become: yes
tasks:
- name: Install nginx
apt:
name: nginx
state: present
Lalu jalankan playbook ini dengan:
bash
ansible-playbook nginx-setup.yml
Voila! Semua server di grup webservers akan secara otomatis dipasang NGINX-nya.
Kesimpulan
Menggunakan Ansible sangat cocok untuk siapa saja yang ingin membuat pengelolaan server jadi lebih sederhana dan efisien. Bahkan jika kamu seorang pemula, proses instalasi dan konfigurasi Ansible di Linux bisa dilakukan hanya dalam beberapa langkah:
-
Update sistem
-
Install Ansible
-
Verifikasi instalasi
-
Konfigurasi inventory
-
Setup SSH
-
Uji koneksi
Setelah itu, kamu bisa langsung mulai membuat playbook dan mengotomasi berbagai proses — dari instalasi software, konfigurasi, hingga deployment aplikasi.
Mudah, cepat, dan tanpa ribet. Jadi, tunggu apa lagi? Otomatiskan semua dengan Ansible!
Belajar ANSIBLE di ADINUSA!
Jika kamu butuh tutorial lanjutan seperti cara membuat playbook kompleks, menggunakan Ansible Vault untuk keamanan, atau mengintegrasikan dengan cloud seperti AWS dan Azure, langsung enroll aja ke course ADINUSA!
Kamu bisa langsung cek course-nya dengan klik link ini, ya! -> https://adinusa.id/course/courses/automation-with-ansible
Semangat belajar DevOps, dan selamat mengotomasi!
Hubungi kami langsung di kontak@adinusa.id atau +62-811-1123-242